Rabu, 16 Desember 2015

Apa Itu Teknik Industri



Terdapat banyak sekali perdebatan di kalangan institusi pendidikan Teknik Industri tentang Apa Itu Teknik Industri ??, yang sebenarnya timbul akibat dari keluwusan dari penjabaran ke ilmuan Teknik Industri yang sebenarnya merupakan kekuatan dari ke ilmuan Teknik Industri. Blog ini mencoba untuk menjelaskan tentang penterjemahan konsep Teknik Industri di Universitas Indonesia yang menjadi dasar pengembangan kurikulum di Teknik Industri Universitas Indonesia. Konsep ini dapat secara lengkap anda akses pula di WWW.ie.ui.ac.id (Website resmi Departemen Teknik Industri UI).
Teknik Industri merupakan pencabangan ke ilmuan Teknik yang berasal dari Amerika Utara. Itulah sebabnya di Negara-negara eropa atau persemakmuran (commonwealth) anda  tidak akan menemukan Teknik Industri, tetapi lebih spesifik lagi menjadi Teknik Manufaktur (manufacturing engineering) atau Teknik Manajemen (engineering management). Secara historis, Teknik Industri merupakan pencabangan dari ilmu Teknik Mesin yang pada awalnya berfokus kepada bagaimana mengelola tidak hanya mesin-mesin manufaktur tetapi secara lebih makro : sebuah system manufaktur sebagai sebuah system terintegrasi. Mengingat pada saat itu memang di butuhkan seorang ahli yang tidak hanya mengerti konsep dasar permesinan, tetapi juga sanggup mengelola aliran produksi, penjadwalan, biaya dan lain sebagainya yang di butuhkan untuk mengelola sebuah system manufaktur.

Secara definisi ke ilmuan Teknik Industri adalah :
Industrial engineering concerned with the  design, improvement and installation of
Integrated systems of people, materials, equipment and energy …

… it draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical
And social sciences together  with the principles and methods of engineering …

… to specify, predict and evaluate the results to be
Obtained from such a system

Definisi ini di ambil dari asosiasi profesi Teknik Industri dunia Institute Of Industrial Engineering                    (IIE)-WWW.iienet.org .

Definisi ini saya bagi menjadi tiga bagian utama untuk memudahkan penjelasannya :
Bagian 1: Teknik Industri berfokus kepada perancancangan, peningkatan dan instalasi dari system terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan energy …
Bagian ini mendeskripsikan 3 peran utama yang harus di lakukan seorang Teknik Industri merancang, meningkatkan, dan menginstalasi sebuah system terintegrasi.
Kita mulai dari system terintegrasi. Dalam definisi ini di jelaskan bahwa sebuah system terintegrasi pasti memiliki minimal 4 komponen (sub system) yaitu manusia, material, peralatan dan energy. Ini berarti semua system yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh Teknik Industri. Ini karena hampir semua system pasti memiliki ke-4 unsur tersebut.
Terintegrasi menunjukan bahwa interaksi yang terjadi dari ke-4 unsur tersebut bermuara kepada sebuah perilaku system yang lebih dari hanya penggabungan sederhana ke-4 unsur tersebut. Seorang manusia adalah sebuah system terintegrasi yang menjadi manusia karena semua Sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa. Tetapi jika di masa yang akan datang kita bisa mendesain tubuh manusia dari komponennya kemudian menyatukannya. Apakah akan menjadi manusia ??
Variasi yang terjadi dalam pendidikan Teknik Industri di dunia biasanya bersumber dari pendefinisian Sub-sistem dalam sebuah system (bisa lebih banyak dari 4 Sub-sistem) serta perbedaan penekanan terhadap Sub-sistem mana yang di perdalam pemahamannya. Tetapi semuanya pasti memiliki minimal 4 Sub-sistem ini sebagai dasar. Untuk melihat perbedaan ini silahkan berkunjung ke WWW.ie.ui.ac.id (di bagian IE @ UI) untuk melihat TIUI membagi system Industri kemudian menterjemahkannya ke dalam kurikulum yang bernuansa                              “back to basic”.
Merancang menunjukan kemampuan untuk secara kreatif mengkombinasikan pengetahaun yang telah dimiliki ke dalam sebuah rancangan system. System yang paling klasik yang dirancang adalah sebuah system produksi manufaktur, baik hanya sebuah 1 line produksi atau lengkap 1 buah pabrik. Tetapi pada kenyataannya, system disini dapat berupa pula sebuah system solusi integrative (integrated solution system), yaitu rancangan solusi yang “khas TI”: rancangan yang multi-perspective, multi-disiplin, multi-approach dan multi-dimensi. Solusi yang multi inilah yang menjadi kekuatan TI. Disinilah letak kemampuan integrative, yang membuat banyak lulusan Teknik Industri bekerja pada bidang konsultasi.
Meningkatkan dapat di terjemahkan sebagai manajemen. Pakar manajemen mengatakan bahwa ada pada antara administrasi dan manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara tepat aturan, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus di lakukan, berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah kemampuan memecahkan masalah. Ini mencakup kepekaan mengidentifikasikan masalah, kemampuan analisa dengan berbasis data menggunakan ilmu statistic, berfikir system dan lain sebagainya yang berguna dalam memecahkan masalah.
Menginstalasi menunjukan kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap rancangan system. Menginstalasi membutuhkan ilmu manajemen proyek, walaupun manajemen proyek untuk Teknik Industri tentu berbeda dengan Teknik sipil.
Menginstalasi memaksa seorang Teknik Industri untuk berfikir jauh ke depan dalam merancang dan meningkatkan system. Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari hasil akhir yang di inginkan (Begin With the End in Mind). Penterjemahan konsep ini contohnya adalah design for maintenance, design for manufacture, design for six sigma dsb. Yaitu sebuah konsep perancangan yang sudah memasukan unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatannya bahkan pengontrolan kualitasnya sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas optimal.
Bagian 2: untuk ini di butuhkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang matematika, fisika dan imu-ilmu social serta prinsip dan metodologi teknik/rekayasa..
Bagian ini menunjukan kebutuhan ke ilmuan dasar untuk mendukung peran seorang Teknik Industri dan penegasan bahwa Teknik Industri walaupun erat dengan ilmu social masih merupakan bidang Teknik. Itulah sebabnya dalam kurikulum Teknik Industri tahun pertama serat dengan kuliah-kuliah dasar ke teknikan seperti kalkulus, aljabar linear, fisika, kimia dan sebagainya, walaupun muatannya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dari Teknik Industri.
Prinsip dan metodologi Teknik/rekayasa adalah penekanan pada aspek desain, prototyping, dan membangun system (develop=engineer) yang merupakan ciri khas bidang ilmu Teknik. Jika ahli Teknik lain membangun system nyata (tangible) seperti jembatan, bangunan, mesin dan sebagainya, maka ahli Teknik Industri memiliki tugas yang lebih berat, yaitu membangun yang nyata (pabrik atau proses produksi) tetapi pada saat yang sama membangun yang tidak nyata (intangible) seperti system penilaian kinerja, system pengembangan SDM nya, perhitungan activity based costing nya, jadwal pemeliharaan nya, dsb, jadi kerjanya malah jadi berat.
Bagian 3: ..untuk menspesifikasikan, memprediksi, dam mengevaluasi hasil yang di peroleh dari sebuah system terintegrasi.
Bagian 3 merupakan sebuah konsekuensi yang logis dari penterjemahan bagian 1 dari definisi Teknik Industri, yaitu 3 peran utama Teknik Industri tentunya akan menciptakan sebuah system baru atau system perbaikan dengan kinerja yang lebih baik. Ini berarti perbaikan atau perancangan harus berorientasi kapada fakta dan data.
Ada 3 permasalahan dalam kinerja, yaitu bagaimana menspesifikasikan kinerja, memprediksi kinerja yang telah dispesifikasikan dan bagaimana mengevaluasinya.
Menspesifikasikan: kinerja harus dispesifikasikan di awal sebuah perancangan atau peningkatan system, karena setiap pihak bisa jadi memiliki perbedaan persepsi terhadap arti kinerja. Seorang ahli keuangan mengatakan kinerja baik dari sebuah system adalah penghematan biaya, seorang marketing mengatakan kinerja baik berarti memenuhi kebutuhan pelanggan, seorang manajer produksi mengatakan kinerja baik adalah kesesuaian dengan standard produk. Semua kinerja ini tidak ada yang salah, tetapi semua kinerja ini bisa saling bertentangan dan berakibat system tidak akan kemana-mana, sehingga perlu diselaraskan.
Menspesifikasikan, juga berarti seorang Teknuk Industri harus menentukan indicator, cara mendapatkan indicator, merancang cara mencari data, menentukan alat yang digunakan untuk mengukurnya, frekuensi pengukuran, dsb.
Memprediksi: setelah dispesifikasikan, tentunya ketika merancang atau meningkatkan system kita sudah bisa mendapatkan semacam gambaran bagaimana system tadi berfungsi nantiya dan bagaimana kinerjanya. Artinya, kinerjalah yang menjadi patokan anda dalam memperbaiki dan merancang sistemnya, bukan berdasarkan feeling atau malah tidak memiliki dasar sama sekali (hanya karena pengin aja)
Mengevaluasi: tentunya setelah system di perbaiki atau di rancang dan di instalasi, maka kita perlu melakukan evaluasi secara riil terhadap kinerja yang telah di rancang pada saat awal. Jika kinerja telah dispesifikasikan dengan baik pada saat awal, maka pada langkah ini di jalankan pengevaluasian kinerja. Tentunya hasil dari evaluasi akan menjadi umpan balik dalam perbaikan berikutnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar